Assalaamu’alaikum
Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Konten Gaptek – Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan ulasan dengan topik
seputar kesehatan yakni penyakit langka. Kebetulan pada tanggal 27 Februari
2019 silam, saya baru saja menghadiri sharing
session yang diselenggarakan oleh Sanofi
Indonesia bersama Yayasan MPS & Penyakit Langka Indonesia dengan tema #LiveWithRare “Tantangan dan Harapan Pasien Penyakit Langka di Indonesia”.
Sebelum
itu Kamu udah pada tau belum apa sih itu
penyakit langka?
Kalau
belum tau, yuk diketahui dulu tentang
penyakit langka.
Apa Itu Penyakit Langka?
Penyakit
langka atau rare disease adalah penyakit
yang sangat jarang dialami dan terkena pada manusia, karena jarang sekali orang
yang mengidap penyakit langka dan masih terbilang sedikit dibandingkan dengan
jumlah populasi pada umumnya. Sesuai dengan namanya langka penyakit ini sulit ditemukan di berbagai belahan Negara di
dunia. Di Eropa sendiri suatu penyakit bisa dikatakan langka jika penyakit
tersebut dialami dan diderita kurang
dari 2.000 orang di suatu Negara.
Sedangkan
di Asia Tenggara, penyakit langka diderita oleh 45 juta atau sekitar 9% dari
populasinya. 50% dari penderita
penyakit langka berada di usia kurang dari 19
tahun, dan diantaranya banyak yang meninggal dunia sebelum mencapai usia 5 tahun. Penyakit langka dapat dibagi
dan diklasifikasikan hingga 7.000
jenis penyakit, angka yang begitu besar melihat banyaknya jenis penyakit langka
yang ada.
Lalu
apa sih penyebab dari penyakit langka
itu? penyakit langka umumnya 80% disebabkan oleh kelainan genetik. Karena penyakit langka ini bersifat kronis,
progresif, dan mengancam kehidupan penderita.
Obat Untuk Penderita Penyakit Langka
Apakah
penyakit langka dapat diobati dan apakah ada obatnya? Tentu saja ada, bagi para
penderita penyakit langka masih bisa mengonsumsi obat tergantung penyakit
langka yang diderita. Namun belum semua penyakit langka dapat disembuhkan,
mungkin hanya sekitar 5% penyakit
langka yang bisa disembuhkan dengan teknik pengobatan terapi.
Salah
satu produk medis yang dapat digunakan untuk diagnosis, pencegahan, dan
perawatan penyakit langka adalah Orphan
Drugs dan Orphan Food. Produk medis
tersebut juga sangat sulit ditemukan karena hanya ditujukan untuk bagi
penderita penyakit langka yang memang jumlahnya sangat sedikit di suatu Negara.
Bahkan jika sekalipun ditemukan, harga yang ditawarkan terbilang cukup mahal
untuk setiap satu produk medis.
Untuk
mengetahui seorang mengidap penyakit langka dapat dilakukan dengan pengecekan
dan lihat beberapa gejala yang muncul. Gejala yang muncul pun berbeda-beda tergantung dari penderita penyakit langka. Umumnya
gejala yang muncul berupa munculnya penyakit lain yang dapat menyulitkan
diagnosis awal dari penyakit langka, dan hal ini akan berdampak pada kesalahan
diagnosis dan perawatan.
Tantangan dan Harapan Penderita Penyakit Langka
Bagi
penderita penyakit langka pastinya memiliki tantangan dan harapan tersendiri,
apalagi banyaknya stigma penyakit langka yang menyebabkan mereka sering
dikucilkan di masyarakat. Kurangnya akses untuk mendapatkan diagnosis yang
benar juga menjadi kendala dan tantangan bagi penderita penyakit langka dan
bahkan keluarganya pun turut menghadapai tantangan ini.
“pasien dapat bertahan dalam perjalanan panjang yang melibatkan banyak dokter spesialis, menjalani berbagai tes, mendapatkan diagnosis yang tidak tepat, serta sulitnya akses obat-obatan dan harga perobatan yang tinggi. Sementara itu, menurut undang-undang dasar Negara republik Indonesia tahun 1945, pasal 28H dan pasal 34, pasien penyakit langka yang umumnya anak-anak ini mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,”tutur Ibu Peni Utami selaku Ketua Yayasan MPS & Penyakit Langka Indonesia”.
Masih
minimnya berbagai fasilitas kesehatan yang dapat mendeteksi dan mengetahui serta
mengobati penyakit langka dengan baik dan benar, biaya pengobatan yang tinggi,
sulitnya obat penyakit langka ditemukan adalah tantangan yang sudah biasa
dialami oleh keluarga dan penderita penyakit langka. Mereka hanya berharap
semoga pemerintah menyediakan berbagai fasilitas kesehatan terutama untuk
penderita penyakit langka dan semoga obat untuk penyakit langka semakin banyak
dan dapat ditemukan dimanapun, tentunya dengan harga yang terjangkau sehingga
para penderita penyakit langka dapat terus bertahan hidup.
Sharing Dari Keluarga Penderita Penyakit Langka
Dalam
acara sharing session kemarin, turut hadir juga keluarga dari pasien pengidap penyakit langka, mereka menceritakan
pengalaman sulitnya dan tantangan yang begitu besar menghadapi penyakit langka
yang diderita.
Salah
satu diantara mereka bercerita tentang anaknya yang mengidap penyakit langka
yaitu Ibu Fitri Yenti yang memiliki anak bernama Umar Abdul Azis, Pasien MPS 2.
“saya memerlukan waktu satu tahun lebih untuk mendapatkan diagnosis yang tepat
terhadap penyakit langka anak saya” tutur Ibu Fitri.
Orang
tua Umar awal mulanya tidak mengetahui penyebab terganggunya pertumbuhan Umar,
sampai pada akhirnya ada seorang dokter yang merujuk Umar ke Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Umar
pertama kali didiagnosis ketika berusia 3 tahun 7 bulan, dimana ia mengalami
kemunduran dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Saat ini Umar telah berusia 7
tahun dan harus melakukan perawatan terapi rutin seminggu sekali di RSCM.
Melihat
sharing dari mereka begitu membuat diri terharu dan sadar bahwa kesehatan itu
amatlah penting. Untuk itu marilah sama-sama kita menjaga kesehatan diri dengan
cara hidup sehat setiap hari.